Rabu, 11 Juni 2008

Management Resiko

Hal yang utama yang harus anda pahami adalah bahwa management resiko ada dalam setiap jenis usaha. Namun khusus dalam bidang IMMAI (International Money Market Asian Indexes) dan FEMT (Foreign Exchange Margin Trading), anda harus juga memahami bahwa tujuan Management Resiko mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

- Meminimalisasi adanya Kondisi Loss (Rugi)

Kerugian dalam perdagangan harus anda pahami sebagai sesuatu yang wajar ada dan anda harus membuat hal tersebut bukan menjadi hal yang menakutkan. Karena kondisi Loss adalah kondisi yang sangat mungkin untuk di minimalis (sekecil mungkin). Di sini anda akan belajar menghargai pelajaran yang diberikan market. Yaitu bagaimana membaca pesan yang semestinya terbaca oleh anda.

- Mengubah kondisi Floating Loss (Rugi yang belum nyata) menjadi kondisi Kembali modal (Break event point, BEP) atau Profit

Kondisi kedua ini adalah hal yang dapat anda lakukan, yakni anda sudah dalam kondisi yang siap untuk mempertahankan keuangan anda. Anda sudah dalam kondisi tidak menyerahkan seluruhnya hanya pada pergerakan Market, tapi anda sudah menyesuaikan diri pada pergerakan market. Karena sekali lagi, terlebih anda sebagai pelaku pasar pemula, bukanlah bertindak sebagai Market Maker (pembentuk arah market), tapi hanya sebagai Market Follower (mengikuti arah market yang sudah terbentuk)

- Memaksimalkan Kondisi Profit

Kondisi seperti ini yang jarang anda jumpai. Pertama mungkin karena dalam managemen resiko, hamper semua orang akan menganggap sebagai suatu cara menangani kondisi yang salah. Ingat, bahwa dalam kondisi Floating Profit (Profit yang belum diambil), anda juga menghadapi resiko, yaitu Profit anda menjadi berkurang atau bahkan menjadi hilang. Dengan metode tertentu, seharusnya and adapt mempertahankan kondisi floating profit tersebut menjadi real profit .

- Kondisi Ambang (unpredictable market)

Ada saatnya anda menghadapi situasi saat anda telah mengambil suatu posisi di market, namun kemudian pergerakan pasar mengalami stagnasi (tidak jauh dalam pergerakan). Maka anda harus mempersiapkan diri bahwa akan terjadi pergerakan berikutnya yang biasanya didahului oleh pada pelaku pasar dengan capital market (keuangan) yang besar.

Sekarang kita akan membahasnya satu persatu…PERSIAPKAN DIRI ANDA!!
Silahkan Buka Setiap Arsip Blog

Metode Cut Loss

Sebelum anda memasuki cara untuk Managemen Resiko. Saya sarankan anda terlebih dahulu memahami bahwa kita bertransaksi dalam Pasar Berjangka atau Two Way Opportunity System.
Maka sebaiknya anda harus mendalami terlebih dahulu bahwa di bidang ini, anda mendapatkan beberapa keuntungan (bisa dilihat dalam Materi “Laverage Trading Program” di Arsip Blog di
http://www.topselectedinvestment.blogspot.com atau http://www.capitalmanage.blogspot.com ) yaitu:

- Anda tidak perlu mancari penjual dan pembeli karena sudah ada pengumpul penjual dan pembeli yaitu Bursa Berjangka Jakarta

- Anda bisa tetap mengambil Profit baik harga bergerak NAIK ataupun harga bergerak TURUN
- Anda menikmati Laverage program yaitu adanya Value per Points (yaitu penggandaan nilai per poinnya)

Perhatian yang harus anda pahami terlebih dahulu adalah Bagaimana cara mengambil profit saat harga bergerak NAIK,dan bagaimana anda bisa mengambil profit saat harga bergerak TURUN. (Lihat di Analisa Market)

Cut Loss

Tujuan pertama dari Managemen Resiko Adalah Minimalisasi Kerugian yang mungkin anda terima.

Metode Cut Loss adalah metode yang dilakukan dengan konsep “Menerima Kerugian yang Kecil untuk Menyelamatkan Keuangan yang lain.

1. Metode ini digunakan bila anda sudah mengambil posisi Beli Dahulu (Buy New) dengan asumsi atau perkiraan anda Harga akan Bergerak naik (berdasarkan analisa anda). Namun yang terjadi adalah harga bergerak justru ke arah bawah (terjadi Down Tren).

Maka setelah harga turun (biasanya para pelaku pasar membuat toleransi kesalahan posisi sebanyak maksimal 30-50 points), anda akan melakukan sebuah penutupan posisi awal yakni Beli dahulu (Buy New) dengan posisi yang berlawanan yaitu Sell Closed (Jual Kemudian).
Ilustrasi kejadian Di Atas:

- Anda menganalisa Market
- Hasil Analisa anda Menyimpulkan bahwa harga bergerak Naik
- Ambil posisi Buy New , misalnya di harga 22500
- Ternyata harga bergerak Turun, misalnya ke 22450
- Lakukan Metode Cut Loss dengan menutup transaksi, Lakukan Posisi Sell Closed

2. Metode ini digunakan bila anda sudah mengambil posisi Jual Dahulu (Sell New) dengan asumsi atau perkiraan anda Harga akan Bergerak Turun (berdasarkan analisa anda). Namun yang terjadi adalah harga bergerak justru ke arah Atas (terjadi Up Tren).

Maka setelah harga naik (biasanya para pelaku pasar membuat toleransi kesalahan posisi sebanyak maksimal 30-50 points), anda akan melakukan sebuah penutupan posisi awal yakni Jual dahulu (Sell New) dengan posisi yang berlawanan yaitu Buy Closed (Beli Kemudian).
Ilustrasi kejadian Di Atas:

- Anda menganalisa Market
- Hasil Analisa anda Menyimpulkan bahwa harga bergerak Turun
- Ambil posisi Sell New , misalnya di harga 22500
- Ternyata harga bergerak Naik, misalnya ke 22550
- Lakukan Metode Cut Loss dengan menutup transaksi, Lakukan Posisi Buy Closed


Efek dari perlakuan Metode Cut Loss ini adalah anda akan mengalami kerugian.

Tenang dulu,.. dunia investasi belum berakhir. Anda bisa mengatasi kerugian yang anda alami dengan keuntungan ditransaksi kemudian.

Yang harus anda lakukan setelah melakukan metode cut loss adalah Menenangkan diri anda terlebih dahulu. Usahakan jangan terburu-buru mengambil posisi selanjutnya, karena dikhawatirkan anda terjebak dalam situasi “Panic”. Dan itu sangat mungkin terjadi, terlebih anda baru mulai mejalani bidang ini.

Perlu diperhatikan adalah jangan terlalu lama dalam memutuskan menjalani metode ini, karena harga akan berjalan terus, dan anda akan semakin ragu untuk melakukannya bila anda melihat penurunan atau kenaikan pasar semakin menjauhi posisi anda.

Metode Switching

Switching

Metode ini adalah metode yang digunakan untuk tujuan Mengubah kondisi Floating Loss (Rugi yang belum nyata) menjadi kondisi Kembali modal (Break event point, BEP) atau Profit

Kondisi kedua ini adalah hal yang dapat anda lakukan, yakni anda sudah dalam kondisi yang siap untuk mempertahankan keuangan anda. Anda sudah dalam kondisi tidak menyerahkan seluruhnya hanya pada pergerakan Market, tapi anda sudah menyesuaikan diri pada pergerakan market. Karena sekali lagi, terlebih anda sebagai pelaku pasar pemula, anda bukanlah bertindak sebagai Market Maker (pembentuk arah market), tapi hanya sebagai Market Follower (mengikuti arah market yang sudah terbentuk).

1. Metode ini digunakan bila anda sudah mengambil posisi Beli Dahulu (Buy New) dengan asumsi atau perkiraan anda Harga akan Bergerak naik (berdasarkan analisa anda). Namun yang terjadi adalah harga bergerak justru ke arah bawah (terjadi Down Tren).
Maka setelah harga turun (biasanya para pelaku pasar membuat toleransi kesalahan posisi sebanyak maksimal 30-50 points), anda akan melakukan sebuah penutupan posisi awal yakni Beli dahulu (Buy New) dengan posisi yang berlawanan yaitu Sell Closed (Jual Kemudian).

Metode di atas terlihat sama dengan metode Cut Loss, TEPAT!! Karena metode Switching adalah metode lanjutan dari metode Cut Loss.

Syarat untuk melakukan metode Switcing adalah :
- Anda sudah dapat memastikan bahwa harga benar-benar bergerak ke arah yang berlawanan dengan yang anda ambil Pertama Kali.
- Anda Melakukan langsung setelah anda melakukan Cut Loss

Sehingga Setelah melakukan metode Cut Loss di atas maka yang anda lakukan SELANJUTNYA adalah

Mengambil posisi Jual Dahulu (Sell New) untuk nanti anda tutup dengan Beli Kemudian (Buy Closed) jika keuntungan anda telah menyamai (bila Tujuan anda adalah merubah Loss atau Rugi menjadi BEP atau kembali modal), atau anda lakukan Beli Kemudian (Buy Closed) setelah keuntungan yang anda dapat telah melampaui (jika tujuan anda merubah kerugian menjadi Profit) kerugian yang anda alami sebelumnya dengan metode Cut Loss.

!!! Ingat : Dalam Melakukan metode ini, anda harus memastikan bahwa harga memang akan bergerakberlawanan arah dengan arah pertama anda

2. Metode ini digunakan bila anda sudah mengambil posisi Jual Dahulu (Sell New) dengan asumsi atau perkiraan anda Harga akan Bergerak Turun (berdasarkan analisa anda). Namun yang terjadi adalah harga bergerak justru ke arah Atas (terjadi Up Tren).

Maka setelah harga naik (biasanya para pelaku pasar membuat toleransi kesalahan posisi sebanyak maksimal 30-50 points), anda akan melakukan sebuah penutupan posisi awal yakni Jual dahulu (Sell New) dengan posisi yang berlawanan yaitu Buy Closed (Beli Kemudian).

Sehingga Setelah melakukan metode Cut Loss di atas maka yang anda lakukan adalah

Mengambil posisi Beli Dahulu (Buy New) untuk nanti anda tutup dengan Sell Kemudian (Sell Closed) jika keuntungan anda telah menyamai (bila Tujuan anda adalah merubah Loss atau Rugi menjadi BEP atau kembali modal), atau anda lakukan Jual Kemudian (Sell Closed) setelah keuntungan yang anda dapat telah melampaui (jika tujuan anda merubah kerugian menjadi Profit) kerugian yang anda alami sebelumnya dengan metode Cut Loss.

!!! Ingat : Dalam Melakukan metode ini, anda harus memastikan bahwa harga memang akan bergerakberlawanan arah dengan arah pertama anda

Metode Averaaging

Averaging

Kondisi seperti ini yang jarang anda jumpai. Pertama mungkin karena dalam managemen resiko, hampir semua orang akan menganggap sebagai suatu cara menangani kondisi yang salah. Ingat, bahwa dalam kondisi Floating Profit (Profit yang belum diambil), anda juga menghadapi resiko, yaitu Profit anda menjadi berkurang atau bahkan menjadi hilang. Dengan metode tertentu, seharusnya anda dapat mempertahankan kondisi floating profit tersebut menjadi real profit .

Metode Averaging adalah metode yang perlu pertimbangan lanjutan bila anda akan memutuskan menggunakan metode ini.

Ada 2 Fungsi atau efek yang diharapkan bila anda melakukan metode ini

- Memaksimalkan profit yang akan anda dapatkan

- Mendapatkan kondisi profit walaupun posisi anda belum sepenuhnya terpulihkan

Kita akan membahasnya satu persatu.

Hal yang perlu kita sepakati dalam metode averaging adalah :

- Bahwa Metode Averaging adalah metode yang di lakukan dengan cara mengambil posisi baru (Buy New atau Sell New) tanpa terlebih dahulu menutup posisi sebelumnya dengan jenis posisi yang sama dengan posisi tersebut.

- Bahwa Metode Averaging akan mengakibatkan pergerakan poin di market berefek pada penggandaan nilai pada volume transaksi anda sehingga total nilai Profit atau Loss anda juga akan tergandakan atau berlipat ganda.

- Kita tetap berpatokan pada prinsip dasar investasi, bahwa Semakin tinggi nilai Profit yang siap anda terima, maka anda harus menerima konsekuensi meningkatnya Resiko yang mungkin anda hadapi.

Fungsi pertama dari Averaging adalah Memaksimalkan Profit